Harga Minyak Dunia Menguat Tipis Terdorong Serangan Infrastruktur Rusia Oleh Ukraina

Jumat, 05 Desember 2025 | 08:35:25 WIB
Harga Minyak Dunia Menguat Tipis Terdorong Serangan Infrastruktur Rusia Oleh Ukraina

JAKARTA - Harga minyak dunia bergerak sedikit lebih tinggi pada perdagangan Kamis, 4 Desember 2025. Kenaikan ini dipicu serangan Ukraina terhadap infrastruktur minyak Rusia yang menimbulkan kekhawatiran gangguan pasokan.

Pasar pun semakin cemas karena kebuntuan pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina menurunkan ekspektasi aliran minyak Moskow kembali ke pasar global. Situasi ini membuat investor lebih waspada terhadap stabilitas pasokan minyak dalam jangka pendek.

Meski begitu, lemahnya fundamental pasar minyak menahan laju kenaikan harga secara signifikan. Faktor seperti permintaan yang masih rendah dan kelebihan suplai global menjadi penghambat utama.

Pergerakan Harga Minyak Brent dan WTI

Mengutip Reuters, harga minyak Brent pada Kamis, 4 Desember 2025, naik 14 sen atau 0,22 persen menjadi US$62,81 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 16 sen atau 0,27 persen menjadi US$59,11 per barel.

Pergerakan ini menandai kenaikan tipis yang terjadi setelah beberapa minggu harga minyak cenderung stabil. Investor pun mengamati perkembangan geopolitik sebagai faktor utama yang mendorong sentimen pasar.

Serangan Kelima Terhadap Pipa Minyak Rusia

Sumber intelijen militer Ukraina menyampaikan pihaknya menyerang jaringan pipa minyak Druzhba di wilayah Tambov, Rusia tengah, pada Rabu, 3 Desember 2025. Serangan ini merupakan yang kelima terhadap pipa yang menyalurkan minyak Rusia ke Hungaria dan Slovakia.

Meski demikian, operator pipa dan perusahaan migas Hungaria menyatakan aliran minyak tetap berjalan normal. Hal ini menunjukkan bahwa dampak langsung terhadap distribusi minyak global masih terbatas.

Sentimen pasar juga terdorong oleh persepsi bahwa rencana perdamaian Rusia-Ukraina menemui jalan buntu. Perwakilan Presiden AS Donald Trump keluar dari pertemuan dengan Kremlin tanpa kemajuan berarti dalam upaya mengakhiri perang.

Trump mengaku belum dapat memastikan langkah selanjutnya. Pernyataan ini menambah ketidakpastian investor terkait stabilitas pasokan energi global.

Tekanan Fundamental Masih Membayangi Harga Minyak

Sebelumnya, harapan pencabutan sanksi Rusia dan kembalinya minyak Moskow ke pasar global sempat menekan harga. Pedagang memperkirakan tambahan pasokan dari Rusia dapat memperparah kelebihan suplai yang sudah terjadi.

"Meski ada kenaikan, kekhawatiran terhadap banjir pasokan dan lemahnya permintaan masih membebani harga minyak," kata analis IG Tony Sycamore dalam catatan riset.

Fitch Ratings pada Kamis, 4 Desember 2025, juga menurunkan asumsi harga minyak untuk periode 2025-2027. Penurunan ini mencerminkan ekspektasi kelebihan pasokan dan pertumbuhan produksi yang diperkirakan melampaui permintaan.

Kelebihan pasokan yang terus membebani pasar membuat investor tetap berhati-hati. Sentimen ini mengimbangi dorongan sementara dari serangan infrastruktur Ukraina.

Secara keseluruhan, pergerakan harga minyak pada awal Desember 2025 mencerminkan ketegangan geopolitik yang bertemu dengan tekanan fundamental pasar. Investor harus menimbang risiko gangguan pasokan dan ekspektasi permintaan yang lemah sebelum membuat keputusan perdagangan.

Dengan latar geopolitik yang tidak menentu dan pasar yang tetap oversupplied, harga minyak kemungkinan akan terus bergerak terbatas. Para analis memprediksi volatilitas tetap ada, tetapi kenaikan besar mungkin sulit terjadi dalam waktu dekat.

Terkini

Mitratel Fokus Pulihkan Ribuan Titik Jaringan Sumatra

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:48 WIB

Wings Air Buka Tiga Rute Baru dari Bandung 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:47 WIB

KM Sinabung Pelni Desember 2025: Rute dan Tiket Lengkap

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:44 WIB

Sugar Co Ambil Alih Tiga Pabrik Gula Milik ID FOOD

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:39 WIB

Jadwal DAMRI Jogja ke Bandara YIA, Tiket dan Rute Lengkap

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:30 WIB